Konflik dalam sebuah kapal besar

Setelah berunding selama berhari-hari,berjam-jam.akhirnya Upin dan ipin memutuskan untuk menaiki kapal dalam perjalananya.dua bersaudara tersebut melakukan perjalanan guna mencari harta karun dengan bekal sebuah peta.harta karun yang menurut mereka akan membuat kebahagiaan hidupnya,bangsa dan negaranya.

Dalam perjalanan,banyak halangan dan rintangan yang harus di lalui.hujan,badai,dan gelombang ombak yang bergulung-gulung menakutkan,dan siap menenggelamkan kapal tumpangan mereka kapan saja.namun,bersama penumpang lainnya,upin dan ipin berkomitmen untuk bekerja sama mati-matian agar kapal tersebut tidak sampai tenggelam sebelum sampai pada tujuan.

konflik di indonesia

Di tengah perjalanan.tiba-tiba jarjit,salah satu penumpang kapal lain,entah di sengaja atau tidak,mengaburkan peta harta karun mereka.spontan,upin melakukan protes keras dan berusaha meminta pertanggung jawaban jarjit.

"Mengapa kau lakukan itu jarjit?",tanya upin dengan amarah yang tertahan.

"Memangnya apa yang saya lakukan wahai upin,hingga membuatmu kalap seperti ini?",tanya jarjit kebingungan.

"Kau telah mengaburkan peta kami.peta yang menjadi petunjuk dalam pencarian kami demi kemakmuran bangsa dan negara kita".jawab upin.

"Ooo....begitu,baiklah maafkan Aku,kalau itu membuatmu marah,Aku tidak bermaksud melakukanya".

"Ok,memaafkan bagi kami hal mudah,namun sesuai dengan peraturan yang sudah di tetapkan di kapal ini,Engkau harus di hukum,demi supremasi hukum di sini".

"Aku kan sudah minta maaf,kenapa harus di hukum?"

"Memang betul,kami pun sudah memaafkanmu,tapi ingat undang-undang dan hukum di kapal ini harus di tegakkan".

"Sudahlah upin,jangan terlalu di besar-besarkan.kalau kita di kehendaki untuk mendapat harta karun itu,tanpa peta pun kita bisa".kata ipin menasihati upin.

"Ooooo....tidak bisa ipin,peta ini satu-satunya petunjuk bagi kita.tanpa peta ini kita akan salah arah".sergah upin.

"Aku tahu ipin,tapi sadarlah,jika kau buat kegaduhan atau bahkan kericuhan di sini tentu akan membahayakan keselamatan kita bersama.ingatlah perjalanan kita masih jauh,sementara kapal kita terombang ambing oleh badai dan gelombang yang kapan pun siap menenggelamkan kita bersama.dan akan semakin berbahaya jika engkau masih berusaha membuat kegaduhan di sini".

"Saya tidak membuat kegaduhan,saya hanya meminta keadilan agar jangan sampai hal ini terulang lagi.kalau di biarkan,orang lain akan dengan bebasnya mengaburkan peta kita.kemungkinan juga peta orang lain yang memiliki tujuan yang sama".

"Jancok kau upin....."

"Kau juga jancok ipin...."

"Jancok....."

"Jancok....."

"Jancok....."

"Jancok....."

"Jancok....."

"Jancok....."

"Jancok....."

Tanpa di sadari,dua bersaudara ini membuat keributan dan kegaduhan dalam kapal.masing-masing baik upin maupun ipin merasa paling benar,sama-sama tak mau kalah dengan umpatan dan cacian.mereka lupa petanya dan lupa kapal yang mereka tumpangi.

Sementara jarjit bertepuk tangan kegirangan melihat percekcokan dua bersaudara tersebut.jarjit lupa bahwa ia lah sejatinya yang menjadi penyebab kegaduhan dalam kapal yang mereka tumpangi.Ia mungkin juga lupa bahwa dalam kapal tersebut ada larangan untuk mencampuri dan menghinakan privasi orang lain.

Dan lebih sayangnya lagi,upin dan ipin masih belum juga sadar.masing-masing masih saja saling menyalahkan.alih-alih mempertahankan eksistensi kendaraan yang mereka tumpangi.
mereka berdua lupa akan masa depan mereka.masa depan yang sudah pasti menjadi kebutuhan,menjadi petunjuk jalan,dan yang sudah pasti menjadi petunjuk dalam usaha mempertahankan eksistensi kapal.

Sungguh sangat RUGI kalau masih saja berkutat pada masalah,tanpa memikirkan bagaimana solusinya..................

Ini hanya sebuah refkeksi dari konflik intelektualitas di negeri ini.karena sebuah pernyataan yang di anggap menista salah satu agama yang di yakini oleh penduduk mayoritas.

Efek dari pernyataan tersebut sungguh luar biasa.sehingga membuat kegaduhan di seantero jagad Indonesia khususnya.mulai dari kalangan atas hingga kalangan "grass root"(pinjam bahasa elit).

Perang Argumen pun tak lagi terhindarkan.para ahli di datangkan dalam satu forum guna mencari duduk permasalahan,sekaligus solusi sebagai usaha penyelesaian.namun hasilnya nihil,masing-masing merasa paling benar.faktanya,yang di cari solusi tak tahu kemana ia lari,malahan yang muncul beragam argumentasi dan alibi.

Parahnya,masyarakat yang bukan ahli,ikut-ikutan adu argumen sana-sini tanpa di ikuti kemampun dan keilmuan.hasilnya statemen sinis dan penuh emosi kian menjadi.

Oh Tuhan.....Hamba berharap ini hanya ilusi,ilusi yang terlihat berupa ancaman cerai berai negeri ini.kalaupun ini realita,segerakan lah datangnya solusi.agar negeri tercinta ini tetap kokoh dalam perlindungan perisai Bhineka Tunggal Ika hingga akhir dunia nanti.

Posting Komentar untuk "Konflik dalam sebuah kapal besar"