Pengalaman Seputar Hitung-hitungan Weton Primbon Jawa

Pengalaman Seputar Hitung-hitungan Weton Primbon Jawa

Anda percaya dengan hitung-hitungan Ala Primbon Jawa?Saya secara pribadi tidak terlalu percaya dengan perhitungan weton atau hari kelahiran versi suku jawa ini.

Meski demikian sebagai orang asli jawa perhitungan semacam ini tentu tidak bisa begitu saja diabaikan.

Alasannya tentu karena hal ini sudah mendarah daging dikalangan masyarakat Jawa dan parahnya jika diabaikan,hal buruk akibat mengabaikanya akan benar-benar terjadi.

Mudah-mudahan saja darah dan dagingnya segera menjadi kentut.biar cepet hilang.

Mungkin Setan dan sebangsanya menjaga tradisi primbon tersebut agar manusia terjerat dalam tindak kesyirikan,Walloohu A'laam.

Tapi,bagi Saya bukan soal setan yang yang berperan disini,tapi soal pola pikir kita saja.

Bukankah Tuhan itu sesuai prasangka hambanya?. Kalau Kita berprasangka keburukan akan terjadi,kemungkinan besar akan terjadi. Begitu pula sebaliknya.

Seperti Hadits Qudsi (kalau gak salah) berikut ini.

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى

“Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku” (Muttafaqun ‘alaih)

Sebelum dilanjut,tak pakai surban dulu,ben Auto ustadz.

Indonesia kan gitu ya....?. dengan hanya memakai atribut keagamaan saja bisa langsung mendapat gelar keagamaan pula. Kalau gak salah gitu. Tolong jangan marah! Bukan maksud Saya menyinggung Anda. 😂

Tapi masalah tafsirnya,Saya angkat tangan deh,bukan passion saya untuk bidang tafsir-tafsiran...Saya hanya bisa taksir taksiran.😂

hitungan weton primbon jawa

Yang jelas,perhitungan jawa didasarkan pada hari kelahiran atau weton.

Setiap weton memiliki nilai tersendiri. Nilai-nilai tersebut mempengaruhi nasib seseorang. Misal hari keberuntungan dan hari Naas,Perjodohan,Bangun Rumah,dan lain-lain.

Untuk masalah primbon atau hitung-hitungan jawa ini,Saya secara pribadi punya dua pengalaman menarik. Yakni soal hari Naas (dino apes) sesuai weton. Mau percaya takut dosa,tidak percaya kok benar-benar terjadi....Wallohu A'laam.

Pengalaman Pertama Tentang Perhitungan Primbon Hari Naas


Begini,suatu saat Saya akan berangkat kerja. Waktu itu kebetulan masih bekerja sebagai Salesman di sebuah perusahaan rokok di surabaya.

Sekira pukul 5.00 pagi berangkat dengan mengendarai motor dinas😂. Oleh Almarhum Bapak,Saya disarankan untuk absen hari ini,gak boleh kerja dulu katanya.

Tentu Saya tolak permintaan beliau. Karena tidak ada alasan yang tepat untuk libur kerja. Saya merasa baik-baik saja,sehat wal afiyat,dan tak ada urusan penting yang mendesak.

Ketika Saya tanya alasan mengapa melarang Saya untuk berangkat kerja,beliau dengan entengnya menjawab, "iki dino apesmu".

Mendengar jawaban beliau Saya meresponnya dengan mimik wajah sinis..."ah sampean saget mawon".

Tanpa menghiraukan saran beliau lagi,Saya pun berangkat ke surabaya untuk ambil barang yang harus dipasarkan hari itu.

Perjalanan dari rumah hingga tempat kerja lancaar jaya tanpa hambatan. Juga tidak sedikitpun memikirkan apa yang di katakan Almarhum bapak sebelumnya.

Setelah ambil barang,Saya bergegas untuk memasarkan produk. Kebetulan wilayah pemasaran hari itu berada di Gresik wilayah Manyar.

Di wilayah manyar Gresik inilah hal buruk yang ditakutkan bapak pun terjadi.

Karena kecepatan motor sudah terlanjur tak terkontrol. Saya pun nabrak bak motor roda tiga persis didepan gerbang pabrik Mie Sedap. Saya terpelanting sampai berputar di udara (salto) dan terjatuh persis ditengah jalan.

Untungnya,situasi jalan raya daendels saat itu cukup lengang,tidak seperti biasanya yang di penuhi kendaraan berat yang melintas. Sehingga hal yang lebih buruk tidak terjadi.

Ketika sadar ada di tengah jalan,Saya pun bergegas berdiri dengan maksud untuk mengamankan diri ke pinggir jalan.

Ndilalah,kedua kaki serasa tak bertulang,tak kuasa menopang berat tubuh saat itu. Saya pun ambruk lagi di tempat yang sama.

Beruntungnya lagi,masih ada beberapa orang yang masih mau membantu mengangkat tubuh Saya dan membawahnya ke tempat yang lebih aman.

Untung kejadian tersebut terjadi pada masa Nokia masih berani sombong. Coba Kalau sekarang mungkin sibuk foto-foto kali ya...kemudian di posting ke media sosial dengan caption "Sek anget Lur.....".😂

Kecelakaan tersebut terjadi persis jam 9 pagi. Saya tahu karena jam tangan yang saya pakai sudah tak berfungsi lagi. Mati persis dengan jarum jam yang pendek menunjukkan angka sembilan,sementara jarum panjang di angka 12. Jam tangan tersebut masih tersimpan hingga saat ini.

Kejadian ini mungkin saja ada campur tangan setan untuk menjaga tradisi primbon jawa tersebut,agar Saya percaya kebenaran dari ramalan/hitung-hitungan yang hanya berlaku di tanah jawa ini.

Ya...hanya berlaku di tanah jawa,karena di tanah-tanah lain di Indonesia berbeda tradisinya.😂

Pengalaman Kedua Tentang Perhitungan Hari Naas Primbon Jawa


Pengalaman kedua mengenai primbon jawa ini terjadi 2011 yang lalu.

Saat itu saya sudah bekerja di tempat mengais rizki saya sekarang ini. Ketika pulang kerja jam 7 pagi,tiba-tiba ada telepon masuk dari saudara Saya. Katanya saya diminta segera pulang karena Bapak sedang sakit.

Dari nada bicaranya,sepertinya sakit serius. Padahal hari-hari sebelumnya tidak ada keluhan apapun.

Karena ada rasa khawatir,Saya pun bergegas pulang kampung. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam. Berangkat jam 7 sampai di rumah sekitar jam 8.

Sesampainya di rumah,Bapak terbaring di ranjang dengan kondisi fisik yang sangat lemah. Dengan keadaanya yang sedemikian lemahnya,Beliau tanya ole-ole apa yang Saya bawa.

Karena memang tidak bawa ole-ole,Saya pun bertanya apa yang diinginkan beliau...pingin sate katanya.

Ketika hendak pergi,Bapak mencegah Saya. Kemudian beliau minta di papah untuk kencing sambil ngomong.

"Ini hari Naas Bapak,kamu gak usah beli sate,gak ada waktu lagi,bapak sudah gak pingin".deg...jantung saya pun tiba-tiba berdetak lebih kencang,seperti genderang mau perang.😁

"Jilat keringat bapak,masih terasa asin apa tidak?.Kalau tidak asin usia bapak ini sudah tidak lama lagi".

Dengan segera,Saya pun menjilat keringat bapak tanpa sedikitpun merasa jijik...tidak asin rasanya...seperti air putih biasa.

Kemudian,bapak pun kembali menegaskan.

"Ini hari naas bapak,kamu tunggu saja bapak disini,jangan kemana-mana. Mungkin jam 9 nanti bapak pergi".

"Pergi kemana sih,pak...?jangan bicara yang aneh-aneh". Sergah Saya.

Setelah selesai mengantar bapak kencing,Saya pun segera pergi keluar. Bukan untuk beli sate seperti yang diminta bapak tadi. Tapi,mencoba cari pinjaman uang ke sanak kerabat terdekat dengan maksud ingin membawa bapak berobat.

Maklum saat itu gak pegang uang sedikitpun. Gajian hanya cukup untuk bayar cicilan motor yang dikemudian hari motor yang saya kredit tersebut di curi maling. Mungkin gak jodoh sama barang kreditan, ya?.😁

Usaha mencari pinjaman uang tidak mendapat hasil,gak ada yang punya katanya. Mudah-mudahan beneran gak punya,karena bohong itu dosa.😁

Dengan pikiran yang tak karuan,saya putuskan untuk kembali ke rumah untuk menemani bapak.

Setibanya di rumah,pikiran sumpek tadi pun mendapat jawabannya. Saya melihat bapak yang sedang terbaring di ranjang di kelilingi tetangga dan sanak saudara. Pikiran saya pun semakin tak karuan.

Ternyata,bapak sedang menghadapi sakarotul maut dan benar-benar memenuhi panggilan Tuhan Yang Maha Kuasa sekitar jam 9 pagi. Tepat seperti apa yang dikatakan bapak sebelumnya.

Atas dua kejadian ini, Saya pun bertanya-tanya. Apa benar setan juga turut campur dalam kematian manusia?.

Saya pun bisa menjawabnya sendiri bahwa tidak mungkin setan bisa turut campur dalam perkara kematian ini. Karena ini semua sudah menjadi keputusan Tuhan sejak di lauhul mahfudh sana.
Lalu bagaimana dengan primbon jawa...?.Wallohu A'laam...

Dua cerita di atas bukan fiktif. ini benar-benar terjadi dengan saya sendiri sebagai pelaku sejarahnya.😂

Bagaimana,Anda percaya?

Atau masih kukuh seperti saya yang tidak percaya sepenuhnya dengan primbon jawa ini....? Terserah Anda....😂

Posting Komentar untuk "Pengalaman Seputar Hitung-hitungan Weton Primbon Jawa"